Rabu, 03 September 2014

kerangka satuan acara penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ OBESITAS “


http://poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id/files/GIZI.JPG



Disusun Oleh :

ARENGA NUCIFERA
P0 5130112 044
D3 GIZI 2A




Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2013




SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           :  Obesitas
Sasaran                        : Keluarga binaan
Tempat                        : Gedung Gizi
Hari – Tanggal            : Senin /  16 Desember 2013

I.                   TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang keadaan obesitas/kegemukan.

II.                TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada lansia dan keluarga lansia, diharapkan akan mampu :

·         Menyebutkan pengertian obesitas
·         Menyebutkan penyebab obesitas
·         Menyebutkan tipe-tipe obesitas
·         Menyebutkan komplikasi obesitas

III.             SASARAN

Keluarga binaan.

IV.             MATERI

·         Definisi Obesitas
·         Penyebab Obesitas
·         Tipe Obesitas
·         Tanda dan gejala Obesitas
·         Penatalaksanaan Diet Obesitas


V.                METODE

·         Ceramah
·         Diskusi/Tanya jawab

VI.             MEDIA

Makalah

VII.          EVALUASI

1.      Evaluasi Struktur
Peserta Hadir Di tempat Penyuluhan
Penyelenggaraan Penyuluhan Di Gedung Gizi
Pengoranisasian Penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi
2.      Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
·         Prosedur : Post test
·         Jenis Test: Lisan
·         Butir Soal: 6 soal
·         Apa pengertian Obesitas ?
·         Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Obesitas ?
·         Sebutkan tanda dan gejala Obesitas ?
·         Bagaimana cara pencegahan Obesitas ?
·         Bagaimana Diet Yang Tepat untuk Obesitas ?


VIII.KEGIATAN PENYULUHAN

No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
kegiatan Peserta
1
Pembukaan
(2 menit)
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari Penyuluhan
Menyebutkan materi penyuluhan
Bertanya kepada peserta apakah sudah mengerti tentang Obesitas
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan

Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab Pertanyaan
2
Kegiatan Inti /Pelaksanaan
(15 menit)
Menjelaskan tentang:
Pengertian Obesitas
Penyebab Obesitas
Tanda dan gejala Obesitas
Cara Pencegahan obesitas
Penatalaksanaan Obesitas.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan Penyuluh
Mengajukan pertanyaan

3








4
Evaluasi
(10 menit)







Terminasi
(3 menit )
Menanyakan Kepada Peserta tentang Materi yang telah diberikan dan reinforcement peserta kepada peserta yang dapat menjawab
Menanyakan Kembali apakah ada peserta yang kurang jelas mengenai isi penyuluhan

Mengucapkan Terima kasih Atas Peran sertanya

Mengucapkan Salam Penutup
Menjawab Pertanyaan



Menjawab pertanyaan

Mendengarkan

2. Menjawab salam


 Latar Belakang
Secara garis besar, masalah gizi terbagi menjadi dua, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Kecenderungan masalah gizi lebih di masyarakat disebabkan oleh meningkatnya modernisasi di berbagai bidang. Hal ini diperparah dengan menjamurnya berbagai macam restoran fast food dari negara maju yang masuk ke negara berkembang. Ini menyebabkan obesitas tidak hanya menyerang kalangan ekonomi atas tetapi juga ekonomi bawah. Berdasarkan Susenas 1999, prevalensi gizi lebih pada balita di Indonesia diperkirakan sekitar 5.3 % di kota dan 4.27% di desa.
Masalah gizi lebih tidak hanya menyebabkan kegemukan dan obesitas tetapi juga memicu penyakit lain misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan lain-lain. Komplikasi antara obesitas dengan penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian.


A.   Definisi

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energy.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ OBESITAS “


http://poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id/files/GIZI.JPG



Disusun Oleh :

ARENGA NUCIFERA
P0 5130112 044
D3 GIZI 2A




Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2013




SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           :  Obesitas
Sasaran                        : Keluarga binaan
Tempat                        : Gedung Gizi
Hari – Tanggal            : Senin /  16 Desember 2013

I.                   TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang keadaan obesitas/kegemukan.

II.                TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada lansia dan keluarga lansia, diharapkan akan mampu :

·         Menyebutkan pengertian obesitas
·         Menyebutkan penyebab obesitas
·         Menyebutkan tipe-tipe obesitas
·         Menyebutkan komplikasi obesitas

III.             SASARAN

Keluarga binaan.

IV.             MATERI

·         Definisi Obesitas
·         Penyebab Obesitas
·         Tipe Obesitas
·         Tanda dan gejala Obesitas
·         Penatalaksanaan Diet Obesitas


V.                METODE

·         Ceramah
·         Diskusi/Tanya jawab

VI.             MEDIA

Makalah

VII.          EVALUASI

1.      Evaluasi Struktur
Peserta Hadir Di tempat Penyuluhan
Penyelenggaraan Penyuluhan Di Gedung Gizi
Pengoranisasian Penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi
2.      Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
·         Prosedur : Post test
·         Jenis Test: Lisan
·         Butir Soal: 6 soal
·         Apa pengertian Obesitas ?
·         Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Obesitas ?
·         Sebutkan tanda dan gejala Obesitas ?
·         Bagaimana cara pencegahan Obesitas ?
·         Bagaimana Diet Yang Tepat untuk Obesitas ?


VIII.KEGIATAN PENYULUHAN

No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
kegiatan Peserta
1
Pembukaan
(2 menit)
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari Penyuluhan
Menyebutkan materi penyuluhan
Bertanya kepada peserta apakah sudah mengerti tentang Obesitas
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan

Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab Pertanyaan
2
Kegiatan Inti /Pelaksanaan
(15 menit)
Menjelaskan tentang:
Pengertian Obesitas
Penyebab Obesitas
Tanda dan gejala Obesitas
Cara Pencegahan obesitas
Penatalaksanaan Obesitas.
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan Penyuluh
Mengajukan pertanyaan

3








4
Evaluasi
(10 menit)







Terminasi
(3 menit )
Menanyakan Kepada Peserta tentang Materi yang telah diberikan dan reinforcement peserta kepada peserta yang dapat menjawab
Menanyakan Kembali apakah ada peserta yang kurang jelas mengenai isi penyuluhan

Mengucapkan Terima kasih Atas Peran sertanya

Mengucapkan Salam Penutup
Menjawab Pertanyaan



Menjawab pertanyaan

Mendengarkan

2. Menjawab salam


 Latar Belakang
Secara garis besar, masalah gizi terbagi menjadi dua, yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Kecenderungan masalah gizi lebih di masyarakat disebabkan oleh meningkatnya modernisasi di berbagai bidang. Hal ini diperparah dengan menjamurnya berbagai macam restoran fast food dari negara maju yang masuk ke negara berkembang. Ini menyebabkan obesitas tidak hanya menyerang kalangan ekonomi atas tetapi juga ekonomi bawah. Berdasarkan Susenas 1999, prevalensi gizi lebih pada balita di Indonesia diperkirakan sekitar 5.3 % di kota dan 4.27% di desa.
Masalah gizi lebih tidak hanya menyebabkan kegemukan dan obesitas tetapi juga memicu penyakit lain misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan lain-lain. Komplikasi antara obesitas dengan penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian.
















A.   Definisi

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energy.



Klasifikasi :
IMT
Klasifikasi
< 18.5
Underweight
18.5–22,9
Normal
≥23
Overweight
23 - 24,9
Beresiko
25 – 29,9
Obesitas I
≥ 30
Obesitas II

Tipe- tipe pada obesitas :

·         Obesitas tipe buah apel ( apple shape)
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. Dimanan lemak tertumpuk disekitar perut . resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan tipe buah pear (Gynoid)
·         Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan disekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
·         Obesitas tipe Ovid (bentuk kotak buah)
Cirri dari tipe ini adalah “ besar di seluruh bagian badan “. Tipe Ovid umumnya terdapat pada  orang-orang yang gemuk secara genetik.

Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak :

Tipe hiperlastik
Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan  kondisi normal. Ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal.
Kegemukan tipe hiperlastik biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan keberat badan normal.
Bila terjadi penurunan berat badan sifatnya hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.

Tipe Hipertropik
Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran sel lebih besar dari ukuran normal.
Kegemukan  ini biasanya terjadi darah tinggi. Pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat badan disbanding tipe hiperlastik.
Kegemukan tipe ini mempunyai resiko lebih mudah terserang penyakit gula.

Tipe hiperlastik-hipertropik
Kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang tredapat pada tubuh seseorang  melebihi ukuran normal.
Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa.
Mereka yang mengalami kegemukan tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh.
Mudah terserang penyakit degeneratif.



B. Penyebab

 1. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.  Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh.  Hal ini dimungkinkan karena pada saat  ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberi pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

2.      Faktor lingkungan
Termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapakali seseorang makan serta bagaiman aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

3.      Kurang olahraga
Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

4.      Faktor obat-obatan
Misalnya obat anti depresi, obat penggemuk, itu banyak menyebabkan berat badan menambah.

5.      Faktor emosional
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya.
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang sangat mencekam.



C. Tanda dan Gejala

·         Sesak napas. Rata-rata orang yang tubuhnya gemuk akan merasakan napasnya lebih berat. Hal itu disebabkan adanya penumpukan lemak di sekitar leher dan dada. Lemak berlebih ini membuat udara agak sulit mengalir masuk dan keluar paru-paru.
·         Sakit lutut. Penyebabnya adalah lutut dan pergelangan kaki, termasuk bagian sendi, mendapatkan tekanan kuat untuk menahan beban berat badan di atasnya. Akibatkan area kaki terasa sakit dan kaku. Ini mempengaruhi pula terhadap postur tubuh dalam jangka panjang.
·         Mudah depresi. Orang gemuk cenderung rendah diri karena kondisinya. Mereka lebih mudah tertekan pikirannya karena keadaan fisiknya.
·         Sakit maag. Kelebihan lemak membuat adanya tekanan di sistem pencernaan  dan kadang menyebabkan isi perut kembali didorong ke arah kerongkongan. Rasa yang muncul di antaranya gejala maag, rasa nyeri di tulang dada, hingga rasa terbakar di kerongkongan.
·         Mendengkur. Penumpukan lemak di leher juga memicu seseorang mendengkur. Dengkuran terjadi saat terjadi getaran jaringan lunak di tenggorokan dan leher ketika bernapas. Jika lingkar leher lebih dari 43 centimeter, biasanya lebih banyak mendengkur saat tidur.
·         Memiliki tekanan darah tinggi.Obesitas dan hipertensi saling berkait. Banyaknya lemak dalam tubuh menimbulkan risiko seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini membuat seseorang juga rentan mengalami masalah kardiovaskular. Serangan stroke dan jantung patut diwaspadai.
·         Sakit punggung. Orang gemuk memiliki tiga risiko sakit di bagian punggung. Yaituk keausan di punggung bagian bawah (spoondylolisthesis), patah tulang belakng, dan penyempitan kanal tulang belakang.
·         Masalah kulit. Orang dengan obesitas lebih mungkin memiliki kulit gelap dan terjadi lipatan-lipatan
·         Haid tidak teratur. Ini terjadi pada wanita gemuk yang kemungkinan diakibatkan ketidakseimbangan hormon karena kelebihan lema


D.    Komplikasi

1.      Diabetes (kencing manis),
2.      Hipertensi (tekanan darah tinggi),
3.      Dislipidemia (kadar kolesterol dan trigliserida darah tinggi),
4.      Percepatan atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah)
5.      Mengganggu penampilan / estetika diri,
6.      Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
7.      serangan jantung.
8.      stroke
9.      kanker.

E. Berbagai Upaya Menurunkan Berat Badan

Dalam menurunkan berat badan agar dapat kembali ideal dapat dilakukan dengan cara:
ü  Pengaturan makan atau diet
ü  Penggunaan teknik akupuntur
ü  Aktivitas fisik / latihan jasmani

Kiat Menghindari Kegemukan :

1.            Kegemukan identik dengan kebiasaan makan, berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan :
2.            Jangan yang digoreng. Masaklah mi dalam air, jangan digoreng. Begitu juga dengan nasi. Sajikan nasi yang ditanak/dikukus, jangan yang digoreng. Memilih daging juga lebih baik yang dipanggang.
3.            Kunyah perlahan. Kunyahlah makanan secara perlahan-lahan dan cobalah menikmati makanan sewaktu berada dalam mulut. Dengan demikian akan menyebabkan lambung cepat kenyang dan membantu mencegah makan terlalu banyak. Nasihat lama yang masih boleh diikuti, kunyahlah makanan setidaknya 32 kali sebelum menelannya.
4.            Ambil sedikit. Ambillah makanan pertama sedikit mungkin ke dalam piring Anda. Tambah sedikit demi sedikit bila masih lapar. Cara ini dilakukan agar Anda tidak merasa terpaksa harus menghabiskan makanan yang sudah berada di piring.
5.            Tinggalkan meja setelah selesai. Diimbau untuk segera meninggalkan meja makan setelah selesai dan jangan dilanjutkan dengan mengobrol. Ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari iseng atau keinginan ngemil dan mengambil makanan dari sana-sini sehingga tak terasa perut menjadi terlalu kenyang. Hindari kadar gula dan lemak tinggi.
6.            Hindari makanan berkadar gula dan lemak tinggi seperti cake cokelat, kue-kue (pastries), lemak hewan, mentega, fullcream milk, jeroan, dan lain-lain.
7.            Konsumsi banyak buah. Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan karbohidrat dapat menjaga jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan.
8.            Waspadai minuman bersoda. Anak-anak yang mengonsumsi minuman ringan bergula berisiko tinggi mengalami kegemukan. Laporan para peneliti Amerika yang diterbitkan oleh The British Medical Journal The Lancet, remaja AS perlu segera mengurangi minuman bersoda dan junk food yang berisiko mengganggu kesehatan. "Kami menemukan selalu ada minuman ringan di setiap hidangan tambahan, dan risiko kegemukan meningkat kira-kira 50 persen," kata Ludwig.




Buatlah Piramida anda sendiri

ü   Makanlah 3 kali sehari secara teratur (sarapan, makan siang, dan makan malam). Jangan menunda waktu makan atau menghilangkan (skip) salah satu makan utama anda.
ü   Benahi pilihan makanan anda secara bertahap. Hal ini akan lebih mudah dibandingkan anda harus merubah drastis semuanya dalam satu waktu.
ü   Pilihlah makanan dari kelima jenis makanan setiap hari. Buatlah piramida anda mulai dari bagian dasar, yaitu makanan pokok, kemudian sayur dan buah-buahan.
ü   Aturlah piring makan anda. Bagi piring makan menjadi 4 bagian. Isi ketiga bagian masing-masing dengan makanan pokok, sayuran dan buah-buahan,sedangkan yang keempat diisi dengan kelompok daging rendah lemak. Kemudian tambahkan menu kelima, yaitu segelas susu rendah/bebas lemak.
ü   Buatlah porsi secukupnya. Kurangi makanan yang mengandung lemak dan gula. Dan sesuaikan waktu penyajian antara makan utama dan cemilan (snack).
ü   Buatlah makanan anda bervariasi. Cobalah bereksperimen dengan mencoba makanan-makanan baru. Disamping mendapat keuntungan dari segi gizi, juga dapat menambah minat terhadap makanan dan cemilan yang sehat.






















F.  Penatalaksanaan

Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti: nasi, jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal.
Karbohidrat sederhana seperti: gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis, dan gurih.
Sumber protein hewani
Daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, daging asap, susu dan keju rendah lemak.
Daging berlemak, daging kambing, daging yang diolah dengan santan kentan, digoreng, jeroan, susu full cream, susu kental manis.
Sumber protein nabati
Tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau dengan santan kental.
Kacang-kacangan yang diolah dengan cara menggoreng atau dengan santan kental.
Sayuran
Sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental berupa sayuran rebus, tumis, dengan santan encer atau lalapan.
Sayuran yang sedikit mengandung serat dan yang dimasak dengan santan kental.
Buah-buahan
Semua macam buah-buahan terutama yang banyak mengandung serat.
Durian, avokad, manisan, buah-buahan, buah yang diolah dengan gula dan susu kental manis.
Lemak
Minyak tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak jagung yang tidak digunakan untuk menggoreng.
Minyak kelapa, kelapa, dan santan.
Sumber: Budiyanto (2002: 25)





Daftar Pustaka

·         Sarwana (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FKUI: Jakarta

·         Siregar, Afriyana. 2012. Handout Patologi Manusia Dasar.;Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
·         Hernomo, Kusumobroto. 2006. Ilmu penyakit dalam ., 2006 Jakarta ; Jakarta
·         ILMU PENYAKIT DALAM, DR.Dr. Soeparman.

·         Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

·         Tangel, Finka.2013. Penatalaksanaan obesitas. Jakarta. medstudent.blogspot

·         Budiyanto.2002.penatalaksaan diet penderita obesitas. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
·         Nia. 2012.  Artikel Gizi ; rsudkudus





Klasifikasi :
IMT
Klasifikasi
< 18.5
Underweight
18.5–22,9
Normal
≥23
Overweight
23 - 24,9
Beresiko
25 – 29,9
Obesitas I
≥ 30
Obesitas II

Tipe- tipe pada obesitas :

·         Obesitas tipe buah apel ( apple shape)
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. Dimanan lemak tertumpuk disekitar perut . resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan tipe buah pear (Gynoid)
·         Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan disekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
·         Obesitas tipe Ovid (bentuk kotak buah)
Cirri dari tipe ini adalah “ besar di seluruh bagian badan “. Tipe Ovid umumnya terdapat pada  orang-orang yang gemuk secara genetik.

Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak :

Tipe hiperlastik
Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah sel lemak lebih banyak dibandingkan dengan  kondisi normal. Ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel yang normal.
Kegemukan tipe hiperlastik biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan keberat badan normal.
Bila terjadi penurunan berat badan sifatnya hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali ke keadaan semula.

Tipe Hipertropik
Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih besar dari ukuran sel lebih besar dari ukuran normal.
Kegemukan  ini biasanya terjadi darah tinggi. Pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan berat badan disbanding tipe hiperlastik.
Kegemukan tipe ini mempunyai resiko lebih mudah terserang penyakit gula.

Tipe hiperlastik-hipertropik
Kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang tredapat pada tubuh seseorang  melebihi ukuran normal.
Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa.
Mereka yang mengalami kegemukan tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh.
Mudah terserang penyakit degeneratif.



B. Penyebab

 1. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.  Dalam hal ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh.  Hal ini dimungkinkan karena pada saat  ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberi pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

2.      Faktor lingkungan
Termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapakali seseorang makan serta bagaiman aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

3.      Kurang olahraga
Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

4.      Faktor obat-obatan
Misalnya obat anti depresi, obat penggemuk, itu banyak menyebabkan berat badan menambah.

5.      Faktor emosional
Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya.
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan lebih banyak dalam suatu situasi yang sangat mencekam.



C. Tanda dan Gejala

·         Sesak napas. Rata-rata orang yang tubuhnya gemuk akan merasakan napasnya lebih berat. Hal itu disebabkan adanya penumpukan lemak di sekitar leher dan dada. Lemak berlebih ini membuat udara agak sulit mengalir masuk dan keluar paru-paru.
·         Sakit lutut. Penyebabnya adalah lutut dan pergelangan kaki, termasuk bagian sendi, mendapatkan tekanan kuat untuk menahan beban berat badan di atasnya. Akibatkan area kaki terasa sakit dan kaku. Ini mempengaruhi pula terhadap postur tubuh dalam jangka panjang.
·         Mudah depresi. Orang gemuk cenderung rendah diri karena kondisinya. Mereka lebih mudah tertekan pikirannya karena keadaan fisiknya.
·         Sakit maag. Kelebihan lemak membuat adanya tekanan di sistem pencernaan  dan kadang menyebabkan isi perut kembali didorong ke arah kerongkongan. Rasa yang muncul di antaranya gejala maag, rasa nyeri di tulang dada, hingga rasa terbakar di kerongkongan.
·         Mendengkur. Penumpukan lemak di leher juga memicu seseorang mendengkur. Dengkuran terjadi saat terjadi getaran jaringan lunak di tenggorokan dan leher ketika bernapas. Jika lingkar leher lebih dari 43 centimeter, biasanya lebih banyak mendengkur saat tidur.
·         Memiliki tekanan darah tinggi.Obesitas dan hipertensi saling berkait. Banyaknya lemak dalam tubuh menimbulkan risiko seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini membuat seseorang juga rentan mengalami masalah kardiovaskular. Serangan stroke dan jantung patut diwaspadai.
·         Sakit punggung. Orang gemuk memiliki tiga risiko sakit di bagian punggung. Yaituk keausan di punggung bagian bawah (spoondylolisthesis), patah tulang belakng, dan penyempitan kanal tulang belakang.
·         Masalah kulit. Orang dengan obesitas lebih mungkin memiliki kulit gelap dan terjadi lipatan-lipatan
·         Haid tidak teratur. Ini terjadi pada wanita gemuk yang kemungkinan diakibatkan ketidakseimbangan hormon karena kelebihan lema


D.    Komplikasi

1.      Diabetes (kencing manis),
2.      Hipertensi (tekanan darah tinggi),
3.      Dislipidemia (kadar kolesterol dan trigliserida darah tinggi),
4.      Percepatan atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah)
5.      Mengganggu penampilan / estetika diri,
6.      Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
7.      serangan jantung.
8.      stroke
9.      kanker.

E. Berbagai Upaya Menurunkan Berat Badan

Dalam menurunkan berat badan agar dapat kembali ideal dapat dilakukan dengan cara:
ü  Pengaturan makan atau diet
ü  Penggunaan teknik akupuntur
ü  Aktivitas fisik / latihan jasmani

Kiat Menghindari Kegemukan :

1.            Kegemukan identik dengan kebiasaan makan, berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan :
2.            Jangan yang digoreng. Masaklah mi dalam air, jangan digoreng. Begitu juga dengan nasi. Sajikan nasi yang ditanak/dikukus, jangan yang digoreng. Memilih daging juga lebih baik yang dipanggang.
3.            Kunyah perlahan. Kunyahlah makanan secara perlahan-lahan dan cobalah menikmati makanan sewaktu berada dalam mulut. Dengan demikian akan menyebabkan lambung cepat kenyang dan membantu mencegah makan terlalu banyak. Nasihat lama yang masih boleh diikuti, kunyahlah makanan setidaknya 32 kali sebelum menelannya.
4.            Ambil sedikit. Ambillah makanan pertama sedikit mungkin ke dalam piring Anda. Tambah sedikit demi sedikit bila masih lapar. Cara ini dilakukan agar Anda tidak merasa terpaksa harus menghabiskan makanan yang sudah berada di piring.
5.            Tinggalkan meja setelah selesai. Diimbau untuk segera meninggalkan meja makan setelah selesai dan jangan dilanjutkan dengan mengobrol. Ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari iseng atau keinginan ngemil dan mengambil makanan dari sana-sini sehingga tak terasa perut menjadi terlalu kenyang. Hindari kadar gula dan lemak tinggi.
6.            Hindari makanan berkadar gula dan lemak tinggi seperti cake cokelat, kue-kue (pastries), lemak hewan, mentega, fullcream milk, jeroan, dan lain-lain.
7.            Konsumsi banyak buah. Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan karbohidrat dapat menjaga jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan.
8.            Waspadai minuman bersoda. Anak-anak yang mengonsumsi minuman ringan bergula berisiko tinggi mengalami kegemukan. Laporan para peneliti Amerika yang diterbitkan oleh The British Medical Journal The Lancet, remaja AS perlu segera mengurangi minuman bersoda dan junk food yang berisiko mengganggu kesehatan. "Kami menemukan selalu ada minuman ringan di setiap hidangan tambahan, dan risiko kegemukan meningkat kira-kira 50 persen," kata Ludwig.




Buatlah Piramida anda sendiri

ü   Makanlah 3 kali sehari secara teratur (sarapan, makan siang, dan makan malam). Jangan menunda waktu makan atau menghilangkan (skip) salah satu makan utama anda.
ü   Benahi pilihan makanan anda secara bertahap. Hal ini akan lebih mudah dibandingkan anda harus merubah drastis semuanya dalam satu waktu.
ü   Pilihlah makanan dari kelima jenis makanan setiap hari. Buatlah piramida anda mulai dari bagian dasar, yaitu makanan pokok, kemudian sayur dan buah-buahan.
ü   Aturlah piring makan anda. Bagi piring makan menjadi 4 bagian. Isi ketiga bagian masing-masing dengan makanan pokok, sayuran dan buah-buahan,sedangkan yang keempat diisi dengan kelompok daging rendah lemak. Kemudian tambahkan menu kelima, yaitu segelas susu rendah/bebas lemak.
ü   Buatlah porsi secukupnya. Kurangi makanan yang mengandung lemak dan gula. Dan sesuaikan waktu penyajian antara makan utama dan cemilan (snack).
ü   Buatlah makanan anda bervariasi. Cobalah bereksperimen dengan mencoba makanan-makanan baru. Disamping mendapat keuntungan dari segi gizi, juga dapat menambah minat terhadap makanan dan cemilan yang sehat.



F.  Penatalaksanaan

Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti: nasi, jagung, ubi, singkong, talas, kentang, sereal.
Karbohidrat sederhana seperti: gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis, dan gurih.
Sumber protein hewani
Daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, daging asap, susu dan keju rendah lemak.
Daging berlemak, daging kambing, daging yang diolah dengan santan kentan, digoreng, jeroan, susu full cream, susu kental manis.
Sumber protein nabati
Tempe, tahu, susu kedelai, kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau dengan santan kental.
Kacang-kacangan yang diolah dengan cara menggoreng atau dengan santan kental.
Sayuran
Sayuran yang banyak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental berupa sayuran rebus, tumis, dengan santan encer atau lalapan.
Sayuran yang sedikit mengandung serat dan yang dimasak dengan santan kental.
Buah-buahan
Semua macam buah-buahan terutama yang banyak mengandung serat.
Durian, avokad, manisan, buah-buahan, buah yang diolah dengan gula dan susu kental manis.
Lemak
Minyak tak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak jagung yang tidak digunakan untuk menggoreng.
Minyak kelapa, kelapa, dan santan.
Sumber: Budiyanto (2002: 25)





Daftar Pustaka

·         Sarwana (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FKUI: Jakarta

·         Siregar, Afriyana. 2012. Handout Patologi Manusia Dasar.;Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
·         Hernomo, Kusumobroto. 2006. Ilmu penyakit dalam ., 2006 Jakarta ; Jakarta
·         ILMU PENYAKIT DALAM, DR.Dr. Soeparman.

·         Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

·         Tangel, Finka.2013. Penatalaksanaan obesitas. Jakarta. medstudent.blogspot

·         Budiyanto.2002.penatalaksaan diet penderita obesitas. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
·         Nia. 2012.  Artikel Gizi ; rsudkudus


Infused Water, Pernah Viral.

Pernahkah kalian melihat irisan buah yang direndam dalam air minum? Hmm pasti pernah kan? Jangan mau ketinggalan zaman, zaman now ...